Selasa, 14 Februari 2012

Puncak Elbrus Telah Ditaklukkan Kang Sabar

“Kang Sabar, ayo!” teriak seorang pendaki kepada Sabar (43), yang tinggal sedikit lagi mencapai Elbrus, puncak tertinggi di Eropa. Pria yang akrab disapa Kang Sabar itu kembali bangkit. Ia meraih tongkat kanannya yang terlepas. Dengan hanya satu kaki, Sabar kembali mendaki puncak Elbrus yang berselimut salju. Angin gunung bertiup kencang. Suhu udara minus 15 derajat celcius. Dua Sampai tiga meter berjalan, Sabar terjatuh lagi. Namun, tanpa harus dibantu pendaki lainnya, ia pun meneruskan langkah. Selain tongkat, tangah kirinya tampak memegang bendera Merah Putih. Tak lama kemudian, tibalah Sabar di Puncak Elbrus dengan selamat. Itulah detik-detik menegangkan ketika Sabar berhasil menggapai puncak Elbrus di Rusia tepat di HUT ke-66 Republik Indonesia, 17 Agustus 2011. Sabar tiba di puncak gunung berketinggian 5.642 mdpl itu pada pukul 16.45 waktu setempat.

Tidak banyak kata yang diucapkan Sabar saat berada di Puncak Elbrus selama kurang lebih 5 menit. Dalam balutan jaket tebal, sarung tangan, dan kacamata yang tetap terpakai, Sabar merebahkan diri di atas Salju. Lalu, pria yang kehilangan seluruh kaki kanannya dalam kecelakaan kereta api di tahun 1996 itu melakukan shalat dua rakaat.

Mendaki gunung butuh ketahahan fisik dan mental yang kuat. Bagi orang normal, hal itu tentunya tidaklah mudah. Apalagi bagi mereka yang cacat, seperti Sabar. Namun, apa yang diimpikannya bisa terealisir. Pendaki tuna daksa berkaki satu dari Indonesia ini berhasil menaklukkan Elbrus tepat pada HUT RI ke-66. Dubes RI pun bikin syukuran.

Kue tart bergambar bendera merah putih itu sempat disimpan di kulkas wisma Dubes Moskow sejak hari peringatan kemerdekaan. Tidak boleh seorang pun menyentuhnya. Kue tart baru muncul saat Sabar datang ke KBRI pada 20 agustus 2011 usai kembali dari pendakian gunung tertinggi di Eropa, Elbrus. Wajahnya yang setengah legam akibat kedinginan di puncak gunung tiba-tiba menjadi sumringah.

Di hadapan sekitar 80-an warga Indonesia yang akan melaksanakan sholat tarawih, Dubes Hamid Awaludin bersama Sabar memotong kue dengan penuh semangat. Sebelumnya, Sabar menceritakan pengalamannya saat tertatih-tatih dengan crampon buatannya menuju puncak Elbrus. Ditayangkan juga rekaman episode terakhir Sabar yang beberapa kali terjatuh sebelum mencapai puncak.

“Kue berlambang merah putih ini memang kita siapkan untuk pendaki kita yang luar biasa. Alhamdulillah, pak Sabar berhasil. Karenanya saya minta semua berdoa untuk keberhasilan dirinya dan juga tim lain yang mendampingi,”
ujar Hamid sambil menyampaikan surat penghargaan.

Apresiasi yang diberikan Dubes itu juga berkaitan dengan keberhasilannya menjadi orang pertama tuna daksa berkaki satu yang menaklukkan Elbrus dari sisi utara yang dikenal sangat sulit. Dubes juga berpesan agar semangat luar biasa yang dimiliki oleh Sabar dapat menular ke masyarakat Indonesia. Inilah contoh hidup yang pantang menyerah.

Sabar mulai menuju kota terakhir sebelum pendakian, Pyatigorsk pada 11 Agustus 2011. Tiba di camp petama, Emanuel Glade pada 13 Agustus. Dalam beberapa hari melakukan aklimatisasi dan tepat pada 17 Agustus sore hari berjasil menancapkan bendera merah putih di puncak Elbrus yang bersalju.

Dari 4 anggota tim Ekspedisi Merdeka-RMOL, hanya Sabar dan seorang pendampingnya yang mencapai puncak. Dua lainnya gugur di tengah perjalanan. Presiden RI pun menelepon Sabar, mengucapkan selamat, beberapa saat setelah itu.

Kini Sabar sudah setara dengan pendaki legendaris Elbrus lainnya. Tidak kalah dengan dua pendaki yang berkaki lumpuh, Vladimir Krupennikov (1997) dan Yakov London dari Rusia (2001) ataupun si buta Erik Weihenmayer dari Amerika Serikat (2002). Bahkan, disinyalir banyak kalangan, Sabar adalah tuna daksa berkaki satu pertama di dunia yang telah menaklukkan Elbrus.

Untuk mengenang kegigihannya, diusulkan oleh beberapa teman di Moskow agar nama Gorky disematkan di belakang namanya. Menurut catatan sejarah Rusia, karena perjalanan hidupnya yang berliku maka pujangga Alexey Maximovich Peshkov mendapatkan panggilan baru Maxim Gorky, alias Maxim si empunya hidup pahit. Nama akhir gorky (pahit) yang awalnya merupakan olok-olokan bagi si Maxim kini justru menjadi sebuah julukan bernilai positif. Indonesiapun kini telah memiliki Gorky yang lain, yakni Sabar Gorky.

0 komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More